Pagi itu terasa begitu hangat,
terasa begitu indah, terasa begitu baru. Awal pertama kali kita bertemu, awal
kisah ini mulai. Kamu yang membahagiakan aku di setiap hari ku. Di saat dunia
ini terasa berat untuk ku jalani, kamu hadir dengan semangat yang menguatkan
ku. Hadiah yang tak bisa dijelaskan keistimewaannya, satu hal yang begitu nyata
dalam kehidupan ku.
“kamu
ga apa – apa ?” kata Jun Ho.
“ne
oppa, aku ga apa – apa” jawab Han Byul.
“tapi
muka kamu lho pucat, jangan terlalu dipaksain” kata Jun Ho.
“beneran
kok ga apa – apa” jawab Han Byul.
“yakin
?” tanya Jun Ho.
“iya
deh, aku ga kuat oppa” jawab Han Byul.
Akhirnya Han Byul pun menyerah
dengan lelahnya dan naik sepeda bersama Jun Ho. Ketika peserta jalan santai
yang lain telah sampai pada checkpoint kedua yaitu di daerah taman Kebonsari
Park. Jun Ho dan Han Byul beristirahat di bangku taman yang ada disana. Jun Ho
memparkirkan sepedanya kemudian duduk bersama Han Byul.
“kalo boleh tahu, kamu namanya
siapa ?” tanya Jun Ho.
“aku namanya Song Han Byul oppa,
kalo oppa siapa ?” kata Han Byul.
“aku Kim Jun Ho, salam kenal
ya”
“ne oppa, salam kenal juga”
“kamu kelas berapa Han Byul
ah~ ?”
“aku kelas 2 science 1 oppa,
kalo oppa kelas berapa ?”
“kalo aku kelas 3 Social 1,
kamu masih ngerasa capek ?”
“udah enggak kok oppa, aku ini
sebenernya ga boleh terlalu capek oppa, tapi mau gimana lagi ini kan acaranya
mewajibkan semua siswa di sekolah buat ikut partisipasi”
“oh gitu, padahal kalo kamu
izinkan bisa ke wali kelas”
“iya bisa sih, tapi harus ada
keterangan yang jelas, misalnya sakit atau apa gitu. Sedangkan aku aja ga tahu
sakitnya sakit apa”
“lho kok bisa gitu ?”
“iya oppa, soalnya waktu dulu
berobat ke dokter, dokternya malah ga tahu aku sakit apa, terus dokternya Cuma
ngasih saran buat aku ga boleh terlalu capek gitu”
“oh gitu, aneh juga ya. Ya
udah kalo gitu kamu jangan terlalu maksain kalo ada acara yang kayak gini lagi
nanti ya”
“ne oppa”
“ayo, kita ke sekolah.
Takutnya yang lain udah mau sampe semua”
“ Oh letting you
go ( please somebody)”
“ Letting you go
(please somebody)”
“ No I got this “
“ Still thinking
about this thing called love “
“ And it got me
shaken up ( please tell me there’s a way)”
“ And got my head
spinning round ( please tell me there’s a way)”
Setelah itu mata Jun Ho
melihat sebuah cahaya terang di depannya. Semakin lama cahaya itu menyilaukan
pandangan Jun Ho. Semakin lama semakin jelas benda yang bercahaya itu. Benda
itu adalah lampu. Seketika Jun Ho tersadar dari mimpinya dan bangun dari tempat
tidurnya. Sembari mengumpulkan nyawanya yang masih melayang, Jun Ho berpikir
“mengapa aku memimpikan awal mula pertemuan aku dengan Han Byul ya ?”. Kemudian
Jun Ho turun ke bawah dan duduk di sofa ruang keluarga.
“hei baru bangun ?” tanya Gun
Pyo.
“hmm...” jawab Jun Ho.
“mandi sana, sarapan tuh udah
ku belikan nasi kuning”
“oh iya bentar. Gun Pyo aku
tadi mimpi”
“mimpi apa ?”
“aku mimpi tentang pertemuan
aku pertama kali sama Han Byul”
“wah gokil, nostalgia yang
indah sampe kebawa dalam mimpi haha”
“haha iya, tapi kayaknya bakal
jauh lebih indah kalo Han Byul juga bisa mengingatnya”
“hehe, gimana perkembangannya
dari Han Byul ?”
“terakhir sih orang tuanya
bilang kalo penyakitnya makin parah, jadi seminggu yang lalu itu Han Byul
dibawa ke rumah sakit terus rawat inap disana”
“waduh kacau, terus kamu mau
gimana ? masih tetep support sama Han Byul ?”
“haha ya pastilah, meskipun
keadaannya tidak memungkinkan. Setidaknya aku bisa melihat dia sembuh”
“kira – kira penyakitnya apa
ya ? apa alzheimer ?”
“kayaknya enggak, kalo
alzheimer dia ga akan inget hal yang baru ia alami. Dia ga inget sama aku tapi
dia inget sama obat yang dia minum kemarin”
“hmm... aneh juga ya, semoga
Han Byul bisa cepet – cepet sembuh ya”
“amin”
“ya sana kamu mandi dulu,
jangan kesiangan ke rumah sakitnya”
“oh iya, aku mandi dulu deh”
Pagi itu Jun Ho pergi ke rumah
sakit Soeparman Hospital. Jun Ho ketika datang di kamar rawat inapnya Han Byul,
ia disambut oleh kedua orang tua Han Byul. Lalu Jun Ho mencoba berbicara dengan
Han Byul.
“Han Byul ah~” sapa Jun Ho.
“oh ne, maaf siapa ya ?” tanya
Han Byul.
“aku Jun Ho namjachingu kamu”
“Jun Ho ? siapa itu ? aku ga
punya namjachingu. Kamu siapa ya ?”
“aku ini Jun Ho namjachingu
kamu. Aku disini mau nemenin kamu”
“maaf aku ga kenal kamu siapa.
Jangan aku ga kenal kamu, aku ga mau ada orang asing disini”
Kemudian Han Byul berteriak
memanggil ibunya. Jun Ho pun langsung keluar ketika Han Byul bereaksi seperti
itu. Di luar kamar pasien Jun Ho ngobrol dengan ayah Han Byul.
“ Don’t wanna
take a fall it’s better to break it off
“
“ It’s gonna be
better for you to move on “
“ My heart we
break it or thought we’d make it “
“ But now we
cover it all “
“Jun Ho yah~ bapak mengerti
bagaimana perasaan kamu terhadap Han Byul. Tapi bapak dengan ibu kasihan sama
kamu. Sudah lebih baik kamu mencari yang lain saja. Sudah cukup penderitaan
kamu sampai disini. Bapak tidak tega melihat kamu yang selalu dilupakan sama
Han Byul” kata ayah Han Byul.
“iya pak, tidak apa – apa kok.
Meskipun berat tapi saya bakal tetap menjalaninya pak. Saya akan selalu
menemani Han Byul, ya memang kecil kemungkinan semua ini akan kembali normal
seperti semula. Tapi setidaknya biarkan saya melihat Han Byul sembuh dari
penyakitnya ini” kata Jun Ho.
“iya jika Jun Ho akan seperti
itu tidak apa – apa. Tapi apabila Jun Ho berubah pikiran dan akan pergi dari
Han Byul juga tidak apa – apa. Bapak hanya ingin yang terbaik untuk nak Jun Ho”
“gomapseumnida”
Jun Ho hanya bisa sebentar di
rumah sakit, karena Han Byul masih belum membaik keadaannya. Bahkan Han Byul
semakin lupa dengan Jun Ho. Berat memang berat ujian ini bagi Jun Ho, tapi
justru dengan ini juga kesetiaan Jun Ho di uji. Jun Ho hanya bisa bersabar
dalam ujian ini.
Sesampainya di rumah, Gun Pyo
sahabatnya Jun Ho menanyakan keadaan Han Byul.
“gimana keadaannya ?” tanya
Gun Pyo.
“ya gitu, kayaknya semakin
memburuk”
“kenapa ?”
“dia malah ga inget sama
sekali siapa aku. Aku malah di anggep orang asing terus dia manggil orang
tuanya”
“waduh kacau, sampe segitunya”
“huft ya mau gimana lagi”
“yang sabar ya kawan”
Malam yang sunyi dilalui
dengan cepat oleh Jun Ho. Tempat tidur langsung tujuan pertamanya dan menuju
hari esok.
Beberapa hari kemudian, Jun Ho
yang mulai disibukkan dengan tugas kuliahnya mendapatkan kabar dari orang tua
Han Byul. Melewati pesan SMS orang tua Han Byul memberitahu Jun Ho jika Han
Byul dipindahkan ke Sumberwaras Hospital. Jun Ho pun langsung mengosongkan
jadwal esok harinya untuk pergi ke Sumberwaras Hospital.
Esoknya Jun Ho pergi ke
Sumberwaras Hospital yang jaraknya kurang lebih memakan waktu satu jam tiga
puluh menit untuk kesana. Begitu sampai Jun Ho mencari ruangan Han Byul dirawat
yaitu ruangan 307 Irish. Seperti biasa ada orang tua Han Byul di dalam kamar,
mereka menyapa Jun Ho dan memberikan ruang Jun Ho untuk berbicara dengan Han
Byul.
“anyyeong Han Byul ah~”
“oh ne anyyeong haseo, maaf
kamu siapa ?”
“aku Jun Ho namjachingu kamu”
“oh oppa~ oppa kemana aja ? udah lama kita ga ketemu ?”
“iya ada kok, Cuma sibuk
kuliah aja. Jadi bisanya kesini pas hari sabtu atau minggu aja”
“oh iya, oppa kuliah dimana
sekarang ?”
“aku kuliah di Yonsei
University Han Byul ah~”
“wah hebat pasti seru ya
kuliah disana oppa, aku bosen di rumah sakit mulu”
“hehe iya yang sabar ya, kamu
jangan lupa minum obatnya biar cepet sembuh”
“ne oppa, oppa jadwal
kuliahnya kapan aja ?”
“aku jadwal kuliahnya dari
senin sampe jum’at Han Byul ah~”
“oh gitu, terus oppa disana
ngekos atau di rumah ?”
“di rumah sodara, tapi aku
berdua doang sama Gun Pyo. Soalnya sodara aku ga di rumah yang aku tempatin
sekarang”
“oh gitu, wah oppa pasti seru
ya”
“hehe iya”
Tidak lama kemudian datang
seorang perawat yang membawakan obat untuk Han Byul dan memberitahu Jun Ho
untuk pulang karena Han Byul harus beristirahat setelah minum obat. Jun Ho pun
keluar setelah berpamitan dengan Han Byul. Jun Ho juga berpamitan dengan kedua
orang tua Han Byul.
Minggu depannya Jun Ho kembali
ke menjenguk Han Byul. Kali ini hanya ada ibunya yang menemani Han Byul. Ayah
Han Byul sedang ada jadwal piket di kantornya jadi tidak bisa menemani Han
Byul. Jun Ho masuk ke dalam dan ngobrol dengan Han Byul.
“Anyyeong Han Byul ah~” sapa
Jun Ho.
“Anyyeong haseo, maaf kamu
siapa ?” jawab Han Byul.
“aku namjachingu kamu, gimana
? udah ngerasa baikan belum ?”
“oh ne oppa, udah kok, oppa
kemana aja ? udah lama kita ga ketemu ?”
“hehe iya kemarin – kemarin
aku kuliah jadi ga bisa kesini dulu”
“oh iya ? oppa kuliah dimana
?”
Sontak Jun Ho bingung dengan
hal ini, mengapa Han Byul menanyakan pertanyaan yang sama dengan minggu
kemarin.
“iya aku kuliah di yonsei
university” jawab Jun Ho.
“wah hebat pasti seru ya
kuliah disana oppa, aku bosen di rumah sakit mulu”
“ hehe iya”
“oppa jadwal kuliahnya kapan
aja ?”
“hari senin sampe jum’at Han
Byul ah~”
“oh ya, terus oppa ngekost
atau di rumah ?”
“aku tinggal di rumah sodara,
jadi ga ngekost”
Dalam hati Jun Ho bergumam
“mengapa seperti ini ? apakah Han Byul benar – benar lupa dengan apa yang
dibicarakan minggu kemarin ?”
Kemudian Jun Ho dipanggil oleh
ibunya Han Byul dan mengobrol di depan kamar rawat inap Han Byul.
“nak Jun Ho, mohon maaf ya,
perkembangan yang sekarang nak Han Byul ini harus diingatkan, jadi dia gampang
lupa sama hal – hal yang udah diceritakan sama dia” kata ibu Han Byul”
“oh iya ga apa – apa kok bu.
Iya saya agak kaget juga tadi, tapi kalo keadaannya seperti itu ya mau
bagaimana lagi”
Sesudah itu Jun Ho pulang ke
rumah dan menceritakan ke Gun Pyo tentang perkembangan Han Byul yang masih
mengingat Jun Ho sebagai namjachingunya tapi perlu diingatkan kembali dengan
cerita – cerita yang pernah diceritakan padanya.
Minggu depannya Jun Ho kembali
menjenguk Han Byul. Dengan keadaan yang sama, Han Byul kembali menanyakan Jun
Ho siapa, kuliah dimana, jadwal kuliah, ngekost atau di rumah, pertanyaan yang
sama masih dilontarkan oleh Han Byul. Kemudian setelah selesai orang tua Han
Byul memberitahu sesuatu pada Jun Ho.
“nak Jun Ho, kami ingin
memberitahu tadi pagi dokter bilang jika Han Byul bisa disembuhkan dengan
operasi. Rencananya operasi itu akan dilakukan 4 hari lagi” kata ayah Han Byul.
“oh gitu, alhamdulillah
ternyata penyakit Han Byul bisa disembuhkan” kata Jun Ho.
“tapi dokternya bilang ke
kami, kalo Han Byul jika setelah dioperasi nanti akan melupakan semua hal yang
sebelumnya tidak diingat oleh Han Byul. Nah kami sudah menjelaskan keadaan Han
Byul dengan Jun Ho, dokter bilang kalo diawal Han Byul tidak mengingat Jun Ho,
maka kemungkinan besar Han Byul tidak akan mengingat lagi tentang siapa nak Jun
Ho” jelas ayah Han Byul.
“oh begitu. Ya sudah tidak apa
– apa pak. Jika memang ini jalan yang terbaik bagi Han Byul, saya tidak apa –
apa. Selama Han Byul bisa sembuh dari penyakitnya, saya akan ikut bahagia”
ungkap Jun Ho dengan hati yang miris.
“gomapseumnida nak Jun Ho.
Sebelumnya kami mohon maaf dan kami selaku orang tua Han Byul berharap nak Jun
Ho bisa diberikan ketabahan dan bisa mendapatkan yang lebih baik lagi dari Han
Byul ya”
“ne gomapseumnida pak, bu.
Kalo begitu saya mohon pamit dulu”
“ It’s so sad, it
just ain’t happening, wish it could be better “
“ Sorry to be
scrapping but i just can’t let ya “
“ Shouldn’t be
less than happy, i said look at me “
“ I couldn’t live
with myself seeing you lacking “
“ The things you deserve, baby you was a part
“
“ Must believe
that it hurts, that lead this world “
“ I feel the
aching through my body “
“ It just takes a
bigger part of me “
“ To be letting
you go “
“ I wish that
weren’t so “
Selama perjalanan pulang Jun
Ho merenungi keadaannya yang dipaksa menyerah oleh keadaan. Mungkin memang
siratan takdir mengharuskan untuk terjadi. Apa daya Jun Ho jika memang yang
diatas berkehendak lain.
Begitu sampai di rumah, Jun Ho
menceritakan semuanya pada Gun Pyo.
“kenapa Jun Ho ? kamu kok
mukanya lesu gitu” tanya Gun Pyo.
“iya ternyata masih belum ada
perkembangan apa – apa Gun Pyo. Han Byul masih harus diingatkan lagi tentang
apa yang sebelumnya aku ceritakan”
“terus kamu kenapa lesu begitu
?”
“iya jadi gini, tadi aku
dipanggil sama orang tua Han Byul. Mereka bilang kalo Han Byul bisa sembuh
dengan operasi”
“wah bagus dong”
“iya memang, tapi Han Byul
kemungkinan besar ga akan bisa ingat lagi tentang ingatan yang sebelumnya tidak
Han Byul ingat”
“lho kok gitu ? terus ?”
“ya berarti Han Byul ga akan
inget sama aku lagi Gun Pyo”
“waduh bahaya, terus kamu
setuju ?”
“iya jika memang itu yang
terbaik, kenapa enggak”
“hmm... iya sih ya ga ada
pilihan lain”
“nah orang tua Han Byul minta
aku untuk mencari yang lain dan membiarkan Han Byul dengan hidupnya yang baru
gitu”
“waduh berat banget ujian kamu
Jun Ho, keadaan memang memaksa kamu buat mundur kayaknya nih”
“iya udah bukan kayaknya lagi
huhu” kata Jun Ho sambil meringis.
“hehe iya maaf, yang sabar ya.
Percayalah jika yang diatas telah menyiapkan yang lebih baik untukmu kawan”
“amin”
Malam itu menjadi malam yang
panjang bagi Jun Ho dan Gun Pyo. Jun Ho yang masih terombang – ambing antara
menerima atau tidak kenyataan bahwa ia akan dilupakan oleh Han Byul. Dan Gun
Pyo yang menemani Jun Ho untuk menerima kenyataan itu.
Setelah kejadian itu selama
beberapa hari kemudian terlewati tanpa kabar dan tanpa kehadiran dan semua hal
tentang Han Byul dalam kehidupan Jun Ho. Meskipun Jun Ho tahu waktu operasi Han
Byul telah terlewati. Tapi Jun Ho tetap melanjutkan hidupnya tanpa Han Byul
lagi.
“ Those hands
that embraced me “
“ Seem to be
letting go “
“ Merely being by
my side is not kindness baby “
“ Tell me Goodbye
“
Berselang beberapa bulan
kemudian, Jun Ho yang sedang sumpek di kamarnya mengajak Gun Pyo untuk berjalan
– jalan keluar. Mereka berjalan – jalan ke Kebonsari Park, sebenarnya tidak ada
tujuan apa – apa mereka kesana hanya sekedar jalan – jalan melepas jenuh.
Di tengah menikmati ramainya
sore di Kebonsari Park, tiba – tiba mata Jun Ho melihat sosok yeoja yang tak
asing baginya. Ternyata yeoja itu adalah Han Byul mantan kekasihnya Jun Ho.
Namun Han Byul sedang bersama namja, mungkin itu namjachingunya Han Byul yang
baru karena terlihat Han Byul sedang berpegangan tangan dengan namja itu.
Tak sengaja mata Jun Ho
menatap mata Han Byul untuk waktu yang cukup lama dan sampai mereka berpapasan
satu sama lain di taman itu. Kemudian Han Byul seperti merasakan sesuatu yang
tidak diketahuinya seperti kembali. Lalu Han Byul melihat pemandangan di
seberang taman itu yaitu pemandangan seorang namja memparkirkan sepedanya dan
duduk bersama yeoja di taman bangku.
Seperti kilatan petir
menyambar Han Byul mendadak teringat semua kenangan yang dilaluinya bersama
dengan Jun Ho. Mulai kenangan pertama kali mereka bertemu saat di acara lari
santai sampai di taman ini, kenangan saat pacaran, bahkan kenangan sampai Jun
Ho menemaninya saat terakhir kali di rumah sakit sebelum operasi.
Han Byul baru tersadar jika
namja yang berpapasan dengannya tadi itu adalah Jun Ho. Han Byul langsung
menengok ke belakang dan menebar pandangan mencari Jun Ho. Tapi Jun Ho telah
menghilang tak terlihat. Dalam hati Han Byul berkata “ya aku ingat sekarang,
aku ingat semuanya. Aku ingat kamu yang selalu ada untukku, disaat aku senang
maupun saat aku hilang” sembari tersenyum nostalgia.
Sementara itu Jun Ho dan Gun
Pyo memperhatikan Han Byul dari tempat yang jauh, yang tak terlihat oleh Han
Byul. Lalu Gun Pyo berkata “ itu lihat deh, kayaknya Han Byul nyariin kamu deh.
Apa Han Byul udah inget lagi sama kamu ya ?”
“haha kamu ini gimana, aneh
banget Cuma berpapasan doang bisa langsung inget” jawab Jun Ho.
“iya siapa tahu itu keajaiban
kekuatan cinta. Kan kekuatan cinta bisa menyembuhkan apa aja haha” kata Gun
Pyo.
“haha hebat ya, dah ngalahin
dokter aja itu kekuatan cinta bisa nyembuhin apa aja”
“haha siapa yang tahu jika itu
memang keajaiban kawan”
“keliatan banget kalo ngarep
haha. Tapi ga mungkin lah, ga mungkin kalo dia inget sama aku lagi”
Saat hendak pergi dari sana,
Jun Ho sempat bergumam “ga mungkin dia akan inget lagi, kecuali perasaannya
yang ingat dengan aku”. Kemudian mereka berdua pun pulang kembali ke rumah
tanpa membahas Han Byul lagi.
Memang tidak mungkin secara
logika orang yang sudah lupa ingatannya bisa ingat kembali, meskipun hanya
sedikit. Tapi itu ingatan yang di dalam otak bukan ? berarti ada kemungkinan
orang yang lupa itu masih ingat dengan perasaannya selama ini.
Tell Me Goodbye
...
3 komentar:
Wohohoho keren sekali mas aryo
bagus yo'. tapi koreannya kurang greget. bikin penasaran bacanya.
Waaahhh bagus ceritanya, daebak! 😍
Posting Komentar