Selasa, 08 Desember 2015

Tell Me Goodbye


Pagi itu terasa begitu hangat, terasa begitu indah, terasa begitu baru. Awal pertama kali kita bertemu, awal kisah ini mulai. Kamu yang membahagiakan aku di setiap hari ku. Di saat dunia ini terasa berat untuk ku jalani, kamu hadir dengan semangat yang menguatkan ku. Hadiah yang tak bisa dijelaskan keistimewaannya, satu hal yang begitu nyata dalam kehidupan ku.

“kamu ga apa – apa ?” kata Jun Ho.
“ne oppa, aku ga apa – apa” jawab Han Byul.
“tapi muka kamu lho pucat, jangan terlalu dipaksain” kata Jun Ho.
“beneran kok ga apa – apa” jawab Han Byul.
“yakin ?” tanya Jun Ho.
“iya deh, aku ga kuat oppa” jawab Han Byul.

Akhirnya Han Byul pun menyerah dengan lelahnya dan naik sepeda bersama Jun Ho. Ketika peserta jalan santai yang lain telah sampai pada checkpoint kedua yaitu di daerah taman Kebonsari Park. Jun Ho dan Han Byul beristirahat di bangku taman yang ada disana. Jun Ho memparkirkan sepedanya kemudian duduk bersama Han Byul.

“kalo boleh tahu, kamu namanya siapa ?” tanya Jun Ho.
“aku namanya Song Han Byul oppa, kalo oppa siapa ?” kata Han Byul.
“aku Kim Jun Ho, salam kenal ya”
“ne oppa, salam kenal juga”
“kamu kelas berapa Han Byul ah~ ?”
“aku kelas 2 science 1 oppa, kalo oppa kelas berapa ?”
“kalo aku kelas 3 Social 1, kamu masih ngerasa capek ?”
“udah enggak kok oppa, aku ini sebenernya ga boleh terlalu capek oppa, tapi mau gimana lagi ini kan acaranya mewajibkan semua siswa di sekolah buat ikut partisipasi”
“oh gitu, padahal kalo kamu izinkan bisa ke wali kelas”
“iya bisa sih, tapi harus ada keterangan yang jelas, misalnya sakit atau apa gitu. Sedangkan aku aja ga tahu sakitnya sakit apa”
“lho kok bisa gitu ?”
“iya oppa, soalnya waktu dulu berobat ke dokter, dokternya malah ga tahu aku sakit apa, terus dokternya Cuma ngasih saran buat aku ga boleh terlalu capek gitu”
“oh gitu, aneh juga ya. Ya udah kalo gitu kamu jangan terlalu maksain kalo ada acara yang kayak gini lagi nanti ya”
“ne oppa”
“ayo, kita ke sekolah. Takutnya yang lain udah mau sampe semua”

“ Oh letting you go ( please somebody)”
“ Letting you go (please somebody)”
“ No I got this “
“ Still thinking about this thing called love “
“ And it got me shaken up ( please tell me there’s a way)”
“ And got my head spinning round ( please tell me there’s a way)”

Setelah itu mata Jun Ho melihat sebuah cahaya terang di depannya. Semakin lama cahaya itu menyilaukan pandangan Jun Ho. Semakin lama semakin jelas benda yang bercahaya itu. Benda itu adalah lampu. Seketika Jun Ho tersadar dari mimpinya dan bangun dari tempat tidurnya. Sembari mengumpulkan nyawanya yang masih melayang, Jun Ho berpikir “mengapa aku memimpikan awal mula pertemuan aku dengan Han Byul ya ?”. Kemudian Jun Ho turun ke bawah dan duduk di sofa ruang keluarga.

“hei baru bangun ?” tanya Gun Pyo.
“hmm...” jawab Jun Ho.
“mandi sana, sarapan tuh udah ku belikan nasi kuning”
“oh iya bentar. Gun Pyo aku tadi mimpi”
“mimpi apa ?”
“aku mimpi tentang pertemuan aku pertama kali sama Han Byul”
“wah gokil, nostalgia yang indah sampe kebawa dalam mimpi haha”
“haha iya, tapi kayaknya bakal jauh lebih indah kalo Han Byul juga bisa mengingatnya”
“hehe, gimana perkembangannya dari Han Byul ?”
“terakhir sih orang tuanya bilang kalo penyakitnya makin parah, jadi seminggu yang lalu itu Han Byul dibawa ke rumah sakit terus rawat inap disana”
“waduh kacau, terus kamu mau gimana ? masih tetep support sama Han Byul ?”
“haha ya pastilah, meskipun keadaannya tidak memungkinkan. Setidaknya aku bisa melihat dia sembuh”
“kira – kira penyakitnya apa ya ? apa alzheimer ?”
“kayaknya enggak, kalo alzheimer dia ga akan inget hal yang baru ia alami. Dia ga inget sama aku tapi dia inget sama obat yang dia minum kemarin”
“hmm... aneh juga ya, semoga Han Byul bisa cepet – cepet sembuh ya”
“amin”
“ya sana kamu mandi dulu, jangan kesiangan ke rumah sakitnya”
“oh iya, aku mandi dulu deh”
Pagi itu Jun Ho pergi ke rumah sakit Soeparman Hospital. Jun Ho ketika datang di kamar rawat inapnya Han Byul, ia disambut oleh kedua orang tua Han Byul. Lalu Jun Ho mencoba berbicara dengan Han Byul.
“Han Byul ah~” sapa Jun Ho.
“oh ne, maaf siapa ya ?” tanya Han Byul.
“aku Jun Ho namjachingu kamu”
“Jun Ho ? siapa itu ? aku ga punya namjachingu. Kamu siapa ya ?”
“aku ini Jun Ho namjachingu kamu. Aku disini mau nemenin kamu”
“maaf aku ga kenal kamu siapa. Jangan aku ga kenal kamu, aku ga mau ada orang asing disini”

Kemudian Han Byul berteriak memanggil ibunya. Jun Ho pun langsung keluar ketika Han Byul bereaksi seperti itu. Di luar kamar pasien Jun Ho ngobrol dengan ayah Han Byul.

“ Don’t wanna take a fall  it’s better to break it off “
“ It’s gonna be better for you to move on “
“ My heart we break it or thought we’d make it “
“ But now we cover it all “

“Jun Ho yah~ bapak mengerti bagaimana perasaan kamu terhadap Han Byul. Tapi bapak dengan ibu kasihan sama kamu. Sudah lebih baik kamu mencari yang lain saja. Sudah cukup penderitaan kamu sampai disini. Bapak tidak tega melihat kamu yang selalu dilupakan sama Han Byul” kata ayah Han Byul.

“iya pak, tidak apa – apa kok. Meskipun berat tapi saya bakal tetap menjalaninya pak. Saya akan selalu menemani Han Byul, ya memang kecil kemungkinan semua ini akan kembali normal seperti semula. Tapi setidaknya biarkan saya melihat Han Byul sembuh dari penyakitnya ini” kata Jun Ho.

“iya jika Jun Ho akan seperti itu tidak apa – apa. Tapi apabila Jun Ho berubah pikiran dan akan pergi dari Han Byul juga tidak apa – apa. Bapak hanya ingin yang terbaik untuk nak Jun Ho”
“gomapseumnida”

Jun Ho hanya bisa sebentar di rumah sakit, karena Han Byul masih belum membaik keadaannya. Bahkan Han Byul semakin lupa dengan Jun Ho. Berat memang berat ujian ini bagi Jun Ho, tapi justru dengan ini juga kesetiaan Jun Ho di uji. Jun Ho hanya bisa bersabar dalam ujian ini.
Sesampainya di rumah, Gun Pyo sahabatnya Jun Ho menanyakan keadaan Han Byul.

“gimana keadaannya ?” tanya Gun Pyo.
“ya gitu, kayaknya semakin memburuk”
“kenapa ?”
“dia malah ga inget sama sekali siapa aku. Aku malah di anggep orang asing terus dia manggil orang tuanya”
“waduh kacau, sampe segitunya”
“huft ya mau gimana lagi”
“yang sabar ya kawan”

Malam yang sunyi dilalui dengan cepat oleh Jun Ho. Tempat tidur langsung tujuan pertamanya dan menuju hari esok.

Beberapa hari kemudian, Jun Ho yang mulai disibukkan dengan tugas kuliahnya mendapatkan kabar dari orang tua Han Byul. Melewati pesan SMS orang tua Han Byul memberitahu Jun Ho jika Han Byul dipindahkan ke Sumberwaras Hospital. Jun Ho pun langsung mengosongkan jadwal esok harinya untuk pergi ke Sumberwaras Hospital.

Esoknya Jun Ho pergi ke Sumberwaras Hospital yang jaraknya kurang lebih memakan waktu satu jam tiga puluh menit untuk kesana. Begitu sampai Jun Ho mencari ruangan Han Byul dirawat yaitu ruangan 307 Irish. Seperti biasa ada orang tua Han Byul di dalam kamar, mereka menyapa Jun Ho dan memberikan ruang Jun Ho untuk berbicara dengan Han Byul.

“anyyeong Han Byul ah~”
“oh ne anyyeong haseo, maaf kamu siapa ?”
“aku Jun Ho namjachingu kamu”
“oh oppa~  oppa kemana aja ? udah lama kita ga ketemu ?”
“iya ada kok, Cuma sibuk kuliah aja. Jadi bisanya kesini pas hari sabtu atau minggu aja”
“oh iya, oppa kuliah dimana sekarang ?”
“aku kuliah di Yonsei University Han Byul ah~”
“wah hebat pasti seru ya kuliah disana oppa, aku bosen di rumah sakit mulu”
“hehe iya yang sabar ya, kamu jangan lupa minum obatnya biar cepet sembuh”
“ne oppa, oppa jadwal kuliahnya kapan aja ?”
“aku jadwal kuliahnya dari senin sampe jum’at Han Byul ah~”
“oh gitu, terus oppa disana ngekos atau di rumah ?”
“di rumah sodara, tapi aku berdua doang sama Gun Pyo. Soalnya sodara aku ga di rumah yang aku tempatin sekarang”
“oh gitu, wah oppa pasti seru ya”
“hehe iya”

 Tidak lama kemudian datang seorang perawat yang membawakan obat untuk Han Byul dan memberitahu Jun Ho untuk pulang karena Han Byul harus beristirahat setelah minum obat. Jun Ho pun keluar setelah berpamitan dengan Han Byul. Jun Ho juga berpamitan dengan kedua orang tua Han Byul.
Minggu depannya Jun Ho kembali ke menjenguk Han Byul. Kali ini hanya ada ibunya yang menemani Han Byul. Ayah Han Byul sedang ada jadwal piket di kantornya jadi tidak bisa menemani Han Byul. Jun Ho masuk ke dalam dan ngobrol dengan Han Byul.

“Anyyeong Han Byul ah~” sapa Jun Ho.
“Anyyeong haseo, maaf kamu siapa ?” jawab Han Byul.
“aku namjachingu kamu, gimana ? udah ngerasa baikan belum ?”
“oh ne oppa, udah kok, oppa kemana aja ? udah lama kita ga ketemu ?”
“hehe iya kemarin – kemarin aku kuliah jadi ga bisa kesini dulu”
“oh iya ? oppa kuliah dimana ?”

Sontak Jun Ho bingung dengan hal ini, mengapa Han Byul menanyakan pertanyaan yang sama dengan minggu kemarin.

“iya aku kuliah di yonsei university” jawab Jun Ho.
“wah hebat pasti seru ya kuliah disana oppa, aku bosen di rumah sakit mulu”
“ hehe iya”
“oppa jadwal kuliahnya kapan aja ?”
“hari senin sampe jum’at Han Byul ah~”
“oh ya, terus oppa ngekost atau di rumah ?”
“aku tinggal di rumah sodara, jadi ga ngekost”

Dalam hati Jun Ho bergumam “mengapa seperti ini ? apakah Han Byul benar – benar lupa dengan apa yang dibicarakan minggu kemarin ?”

Kemudian Jun Ho dipanggil oleh ibunya Han Byul dan mengobrol di depan kamar rawat inap Han Byul.

“nak Jun Ho, mohon maaf ya, perkembangan yang sekarang nak Han Byul ini harus diingatkan, jadi dia gampang lupa sama hal – hal yang udah diceritakan sama dia” kata ibu Han Byul”

“oh iya ga apa – apa kok bu. Iya saya agak kaget juga tadi, tapi kalo keadaannya seperti itu ya mau bagaimana lagi”

Sesudah itu Jun Ho pulang ke rumah dan menceritakan ke Gun Pyo tentang perkembangan Han Byul yang masih mengingat Jun Ho sebagai namjachingunya tapi perlu diingatkan kembali dengan cerita – cerita yang pernah diceritakan padanya.

Minggu depannya Jun Ho kembali menjenguk Han Byul. Dengan keadaan yang sama, Han Byul kembali menanyakan Jun Ho siapa, kuliah dimana, jadwal kuliah, ngekost atau di rumah, pertanyaan yang sama masih dilontarkan oleh Han Byul. Kemudian setelah selesai orang tua Han Byul memberitahu sesuatu pada Jun Ho.

“nak Jun Ho, kami ingin memberitahu tadi pagi dokter bilang jika Han Byul bisa disembuhkan dengan operasi. Rencananya operasi itu akan dilakukan 4 hari lagi” kata ayah Han Byul.

“oh gitu, alhamdulillah ternyata penyakit Han Byul bisa disembuhkan” kata Jun Ho.

“tapi dokternya bilang ke kami, kalo Han Byul jika setelah dioperasi nanti akan melupakan semua hal yang sebelumnya tidak diingat oleh Han Byul. Nah kami sudah menjelaskan keadaan Han Byul dengan Jun Ho, dokter bilang kalo diawal Han Byul tidak mengingat Jun Ho, maka kemungkinan besar Han Byul tidak akan mengingat lagi tentang siapa nak Jun Ho” jelas ayah Han Byul.

“oh begitu. Ya sudah tidak apa – apa pak. Jika memang ini jalan yang terbaik bagi Han Byul, saya tidak apa – apa. Selama Han Byul bisa sembuh dari penyakitnya, saya akan ikut bahagia” ungkap Jun Ho dengan hati yang miris.

“gomapseumnida nak Jun Ho. Sebelumnya kami mohon maaf dan kami selaku orang tua Han Byul berharap nak Jun Ho bisa diberikan ketabahan dan bisa mendapatkan yang lebih baik lagi dari Han Byul ya”

“ne gomapseumnida pak, bu. Kalo begitu saya mohon pamit dulu”

“ It’s so sad, it just ain’t happening, wish it could be better “
“ Sorry to be scrapping but i just can’t let ya “
“ Shouldn’t be less than happy, i said look at me “
“ I couldn’t live with myself seeing you lacking “
 “ The things you deserve, baby you was a part “
“ Must believe that it hurts, that lead this world “
“ I feel the aching through my body “
“ It just takes a bigger part of me “
“ To be letting you go “
“ I wish that weren’t so “

Selama perjalanan pulang Jun Ho merenungi keadaannya yang dipaksa menyerah oleh keadaan. Mungkin memang siratan takdir mengharuskan untuk terjadi. Apa daya Jun Ho jika memang yang diatas berkehendak lain.

Begitu sampai di rumah, Jun Ho menceritakan semuanya pada Gun Pyo.

“kenapa Jun Ho ? kamu kok mukanya lesu gitu” tanya Gun Pyo.
“iya ternyata masih belum ada perkembangan apa – apa Gun Pyo. Han Byul masih harus diingatkan lagi tentang apa yang sebelumnya aku ceritakan”
“terus kamu kenapa lesu begitu ?”
“iya jadi gini, tadi aku dipanggil sama orang tua Han Byul. Mereka bilang kalo Han Byul bisa sembuh dengan operasi”
“wah bagus dong”
“iya memang, tapi Han Byul kemungkinan besar ga akan bisa ingat lagi tentang ingatan yang sebelumnya tidak Han Byul ingat”
“lho kok gitu ? terus ?”
“ya berarti Han Byul ga akan inget sama aku lagi Gun Pyo”
“waduh bahaya, terus kamu setuju ?”
“iya jika memang itu yang terbaik, kenapa enggak”
“hmm... iya sih ya ga ada pilihan lain”
“nah orang tua Han Byul minta aku untuk mencari yang lain dan membiarkan Han Byul dengan hidupnya yang baru gitu”
“waduh berat banget ujian kamu Jun Ho, keadaan memang memaksa kamu buat mundur kayaknya nih”
“iya udah bukan kayaknya lagi huhu” kata Jun Ho sambil meringis.
“hehe iya maaf, yang sabar ya. Percayalah jika yang diatas telah menyiapkan yang lebih baik untukmu kawan”
“amin”

Malam itu menjadi malam yang panjang bagi Jun Ho dan Gun Pyo. Jun Ho yang masih terombang – ambing antara menerima atau tidak kenyataan bahwa ia akan dilupakan oleh Han Byul. Dan Gun Pyo yang menemani Jun Ho untuk menerima kenyataan itu.

Setelah kejadian itu selama beberapa hari kemudian terlewati tanpa kabar dan tanpa kehadiran dan semua hal tentang Han Byul dalam kehidupan Jun Ho. Meskipun Jun Ho tahu waktu operasi Han Byul telah terlewati. Tapi Jun Ho tetap melanjutkan hidupnya tanpa Han Byul lagi.

“ Those hands that embraced me “
“ Seem to be letting go “
“ Merely being by my side is not kindness baby “
“ Tell me Goodbye “

Berselang beberapa bulan kemudian, Jun Ho yang sedang sumpek di kamarnya mengajak Gun Pyo untuk berjalan – jalan keluar. Mereka berjalan – jalan ke Kebonsari Park, sebenarnya tidak ada tujuan apa – apa mereka kesana hanya sekedar jalan – jalan melepas jenuh.

Di tengah menikmati ramainya sore di Kebonsari Park, tiba – tiba mata Jun Ho melihat sosok yeoja yang tak asing baginya. Ternyata yeoja itu adalah Han Byul mantan kekasihnya Jun Ho. Namun Han Byul sedang bersama namja, mungkin itu namjachingunya Han Byul yang baru karena terlihat Han Byul sedang berpegangan tangan dengan namja itu.

Tak sengaja mata Jun Ho menatap mata Han Byul untuk waktu yang cukup lama dan sampai mereka berpapasan satu sama lain di taman itu. Kemudian Han Byul seperti merasakan sesuatu yang tidak diketahuinya seperti kembali. Lalu Han Byul melihat pemandangan di seberang taman itu yaitu pemandangan seorang namja memparkirkan sepedanya dan duduk bersama yeoja di taman bangku.

Seperti kilatan petir menyambar Han Byul mendadak teringat semua kenangan yang dilaluinya bersama dengan Jun Ho. Mulai kenangan pertama kali mereka bertemu saat di acara lari santai sampai di taman ini, kenangan saat pacaran, bahkan kenangan sampai Jun Ho menemaninya saat terakhir kali di rumah sakit sebelum operasi.

Han Byul baru tersadar jika namja yang berpapasan dengannya tadi itu adalah Jun Ho. Han Byul langsung menengok ke belakang dan menebar pandangan mencari Jun Ho. Tapi Jun Ho telah menghilang tak terlihat. Dalam hati Han Byul berkata “ya aku ingat sekarang, aku ingat semuanya. Aku ingat kamu yang selalu ada untukku, disaat aku senang maupun saat aku hilang” sembari tersenyum nostalgia.

Sementara itu Jun Ho dan Gun Pyo memperhatikan Han Byul dari tempat yang jauh, yang tak terlihat oleh Han Byul. Lalu Gun Pyo berkata “ itu lihat deh, kayaknya Han Byul nyariin kamu deh. Apa Han Byul udah inget lagi sama kamu ya ?”

“haha kamu ini gimana, aneh banget Cuma berpapasan doang bisa langsung inget” jawab Jun Ho.
“iya siapa tahu itu keajaiban kekuatan cinta. Kan kekuatan cinta bisa menyembuhkan apa aja haha” kata Gun Pyo.
“haha hebat ya, dah ngalahin dokter aja itu kekuatan cinta bisa nyembuhin apa aja”
“haha siapa yang tahu jika itu memang keajaiban kawan”
“keliatan banget kalo ngarep haha. Tapi ga mungkin lah, ga mungkin kalo dia inget sama aku lagi”

Saat hendak pergi dari sana, Jun Ho sempat bergumam “ga mungkin dia akan inget lagi, kecuali perasaannya yang ingat dengan aku”. Kemudian mereka berdua pun pulang kembali ke rumah tanpa membahas Han Byul lagi.

Memang tidak mungkin secara logika orang yang sudah lupa ingatannya bisa ingat kembali, meskipun hanya sedikit. Tapi itu ingatan yang di dalam otak bukan ? berarti ada kemungkinan orang yang lupa itu masih ingat dengan perasaannya selama ini.



Tell Me Goodbye ... 

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Wohohoho keren sekali mas aryo

Anonim mengatakan...

bagus yo'. tapi koreannya kurang greget. bikin penasaran bacanya.

Unknown mengatakan...

Waaahhh bagus ceritanya, daebak! 😍